AKARTA--MICOM:Indonesia adalah negara kaya raya dengan sumber kekayaan alam melimpah, tapi masih banyak rakyat yang hidup miskin. Itulah bahasan utama dalam launching dan diskusi buku karya Eggi Sudjana, SBY Antek Yahudi-AS, Suatu Kondisi Menuju Revolusi di Jakarta, Kamis (30/12).
Dalam buku terbarunya itu, Eggi mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilainya terlalu menunduk dengan pemerintah Amerika Serikat. Kebijakan-kebijakan yang selama ini dibuat tidak mengarah kepada rakyat, tetapi pada penguasaan dengan unsur kekuasaan.
"Awal mula saya membuat buku ini adalah ketika saya mendengar SBY berkomentar soal AS. SBY seolah-olah menganggap AS sebagai negara keduanya, setelah Indonesia. Waktu itu banyak orang belum menyadarinya, tapi saya sudah memperhatikannya," tutur Eggi di Jakarta Media Center (JMC).
"Jangan sampai karena ingin mengubah bangsa, kita jadi terlalu tergantung dengan Amerika," imbuh pimpinan LEPAS (Laskar Empat Pembela Bangsa) tersebut.
Bentuk kapitalisme yang paling jelas bisa dilihat ketika seseorang mencalonkan diri sebagai pemimpin. Jika ia memiliki uang yang banyak, ia bisa jadi pemimpin. Tapi kalau ia hanya memiliki uang sedikit, ia tidak bisa.
Sedangkan bentuk lain kapitalisme yang disoroti Haris Moti adalah soal kekayaan alam bangsa Indonesia yang dikuasai oleh asing. "Untuk menghadapi kekuatan atau pengaruh negara asing, kita harus melakukan penguatan sistem," tegas Aktivis Petisi 28 itu yang juga bertindak sebagai pembicara.
Pembicara lain, Erlangga, mengatakan meski terdapat kata Yahudi dalam judul buku Eggi, namun itu bukan mengacu pada individu melainkan lebih kepada ideologi. "Yahudi yang dimaksud di sini bukan soal rasis, tapi bentuk kapitalisme yang ada di Indonesia," tandas Sekretaris Majelis PAKAR Korps Alumni HMI. (*/OL-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar